Jumat, 21 September 2012

Pengaruh Pemberian Mikoriza Arbuscular terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) pada Media Tumbuh Sedimen Danau Limboto


BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Sedimentasi pada  Danau Limboto terus berlangsung secara intensif dan selalu meningkat dari tahun ketahun, menyebabkan pendangkalan (sedimen) dan menciutnya perairan (Asdak, 2010). Proses erosi dan masuknya sedimen ke dalam danau menyebabkan pengendapan dan pendangkalan sehingga mempengaruhi kapasitas tampung danau. Cepatnya proses sedimentasi di Danau Limboto mengakibatkan fungsi utama dari danau berkurang, seperti sebagai peredam banjir pada musim hujan dan penyedia air pada musim kemarau, serta sebagai habitat jenis ikan. Sedimen Danau Limboto mengandung beberapa unsur hara yang berasal dari berbagai sampah-sampah  organik  dan  non-organik yang dibuang disekitaran danau.
Berdasarkan hasil analisis sedimen Danau Limboto, sedimen yang berada di  pinggiran  danau mengandung unsur hara , Fe , Mn, Cu,  Zn , Pb, Cd, Co, C/N, C-Organik, N-Total, K,  P - Olsen , P – total, adanya unsur hara yang terdapat dalam sedimen dapat dimanfaatkan sebagai media tanam budidaya salah satunya tanaman kacang tanah.
 Kacang tanah mempunyai sistem perakaran yang berfungsi untuk menyerap hara dari dalam tanah. Jika unsur hara tidak mencukupi maka akan mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah.Oleh karena itu tanaman  kacang tanah membutuhkan minimal 13 unsur hara yang diserap melalui tanah (Syafrudin et.al, 2006). Unsur yang di alam biasanya dalam bentuk tersedia ataupun tidak tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Untuk menjadikan unsur tersebut menjadi tersedia biasanya memerlukan bantuan dari organisme lain, salah satunya adalah mikoriza arbuscular.
Pemanfaatan mikoriza arbuscular bertujuan untuk memperbaiki tingkat serapan hara dan air terutama unsur fosfat dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan patogen tanah melalui simbiosis antara  mikoriza arbuscular dengan akar tanaman (Sofyan, 2005). Secara tidak langsung  mikoriza arbuscular dapat meningkatkan pembentukan dan penyebaran akar tanaman melalui hifa eksternal yang mengakibatkan meningkatnya serapan unsur hara lain oleh tanaman. Ukuran hifa yang sangat halus pada bulu-bulu akar memungkinkan hifa dapat menyusup ke pori - pori tanah yang paling halus sehingga hifa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah. Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza juga akan membawa unsur hara seperti  N, P, dan K sehingga serapan hara pada  tanaman meningkat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dilakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian  Mikoriza Arbuscular  terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) pada  Media Tumbuh Sedimen Danau Limboto”.




1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :  Apakah terdapat pengaruh pemberian  mikoriza arbuscular  terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea  L.) pada  media tumbuh sedimen Danau Limboto?
1.3  Tujuan penelitian
                 Tujuan dari penelitian ini yaitu : Untuk mengetahui pengaruh pemberian  mikoriza arbuscular  terhadap pertumbuhan  tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea  L.) pada  media tumbuh sedimen Danau Limboto.
1.4 Manfaat penelitian
            Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini :
1.      Sebagai sumbangsih pada almamater dan referensi bagi peneliti lain yang berminat dan tambahan ilmu di mata kuliah fisiologi tumbuhan.
2.      Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat  dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah.
3.      Dapat dijadikan sebagai acuan dasar dalam penggunaan dosis inokulan Mikoriza arbuscular .
 BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS



2.1 Pertumbuhan Tanaman                                                                                          

Pertumbuhan tanaman merupakan suatu hasil dari metabolisme sel-sel hidup yang dapat diukur sebagai pertambahan bobot basah atau bobot kering, isi, panjang, atau tinggi. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan dari arah letak pertumbuhannya. Akar akan menuju kebawah di dalam tanah, sedangkan pucuk tumbuh ke atas dari permukaan tanah. Baik sistem pucuk maupun system perakaran cenderung berada dalam keseimbangan. Pertumbuhan bagian atas yang semakin membesar seperti bertambahnya indeks luas daun, dan bertambahnya kehilangan air karena transpirasi akan diimbangi dengan pertambahan sistem perakaran. Pertambahan besar sistem pucuk juga memerlukan jumlah hara yang lebih besar yang akan diabsorpsi sebanding dengan pertambahan sistem perakaran.

Pertumbuhan kacang tanah terdiri dari fase vegetatif dan fase generatif. Penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku pada batang utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong masak, serta buku-buku pada batang utama yang mempunyai daun yang telah berkembang penuh. Karakter dan sifat itulah yang digunakan  untuk menghitung fase tumbuh vegetatif kacang tanah. Fase vegetatif  dimulai sejak perkecambahan sampai tanaman berbunga, untuk tanaman vegetatif pada umur tanaman 27 sampai 37 hari setelah tanam, melakukan pengamatan, adapun parameter yang akan diamati jumlah helaian daun, jumlah anakan dan berat segar tanaman.
            Fase reproduktif  kacang tanah menjadi delapan stadia, yaitu mulai berbunga (R1) pada 27-37 hari setelah tanam (Hst), pembentukan ginofor (R2) pada 32-36 Hst, pembentukan polong (R3) pada 40- 45 Hst, polong penuh atau maksimum (R4) pada 44-52 Hst, pembentukan biji (R5) pada 52-57 Hst, biji penuh (R6) pada 60-68 Hst, biji mulai masak (R7) pada 68- 75 Hst, dan masak panen (R8) pada 95-100 Hst (Sya’bani, 2011). Untuk fase generatif  parameter yang akan diamati pada hasil tanaman kacang tanah, setelah tanaman berumur 95 sampai 100 hari setelah tanam, adapun parameter yang akan diamati jumlah polong perbiji, jumlah polong keseluruhan dan berat polong keseluruhan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yakni:
1. Air dan Mineral, berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
2. Kelembaban
3. Suhu,  di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.
4. Cahaya , mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.
Didalam pertumbuhan membutuhkan unsur – unsur hara untuk tanaman salah satunya  unsure hara p. Fungsi fosfor adalah membentuk asam nukleat (DNA dan RNA), menyimpan serta memindahkan energi Adenosin Tri Phosphate (ATP) dan Adenosin Di Phosphate (ADP) merangsang pembelahan sel, dan membantu proses Asimilasi serta respirasi . Fosfor berperan aktif dalam mentransfer energi didalam sel baik sel tanaman maupun hewan. Fosfor merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas. Pemupukan fosfor sangat diperlukan oleh tanaman yang tumbuh di daerah dingin, tanaman dengan perkembangan akar yang lambat atau terhambat, dan tanaman yang seluruh bagiannya dipanen.  Jika terjadi kekurangan fosfor, tanaman menunjukkan gejala pertumbuhan sebagai berikut :
a)      Lambat dan kerdil
b)       Perkembangan akar terhambat
c)      Gejala pada daun sangat beragam, beberapa tanaman menunjukkan warna hijau tua mengkilap yang tidak normal.
d)     Pematangan buah terhambat
e)       Perkembangan bentuk dan warna buah buruk
f)       Biji berkembang secara tidak normal .

2.2 Mikoriza Arbuscular
Mikoriza  arbuscular adalah kelompok jamur tanah yang hidupnya memilih untuk bekerjasama dengan akar tanaman, agar jamur ini mendapat pasokan gula cair dari tanaman, dan sebaliknya jamur ini menukarkannya dalam bentuk air dan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman (Turjaman, 2004). Adanya berbagai macam mikoriza pada tanaman memiliki banyak manfaat yang sangat besar bagi tanaman tersebut, seperti dalam membantu meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara dan nutrisi yang penting bagi tanaman.
Asosiasi mikoriza vesikular arbuskular (MVA), yang juga disebut dengan mikoriza arbuskular (MA), merupakan asosiasi akar dengan cendawan yang paling umum dijumpai dan penyebarannya paling luas. Asosiasi ektomikoriza (EKM) juga tidak kalah pentingnya sekalipun hanya dijumpai pada beberapa famili tanaman tertentu (Brundrett, 2004).
      Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza arbuscular yaitu:
1. Suhu
Suhu yang relatif tinggi akan meningkatka aktifitas cendawan. Untuk daerah tropika basah, hal ini menguntungkan. Proses perkecambahan pembentukkan MA melalui tiga tahap yaitu perkecambahan spora di tanah, penetrasi hifa ke dalam sel akar dan perkembangan hifa didalam konteks akar. Suhu optimum untuk perkecambahan spora sangat beragam tergantung jenisnya. Pada umumnya infeksi oleh mikoriza arbuscular  meningkat dengan naiknya suhu, menemukan bahwa infeksi maksimum oleh spesies Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida terjadi pada suhu 30-33°C. Suhu yang tinggi pada siang hari (35°C) tidak menghambat perkembangan dan aktivitas fisiologis mikoriza arbuscular peran mikoriza hanya menurun pada suhu diatas 40°C. Suhu bukan merupakan faktor pembatas utama dari aktifitas mikoriza arbuscular. Suhu yang sangat tinggi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang. Mikoriza arbuscular mungkin lebih mampu bertahan terhadap suhu tinggi pada tanah bertekstur berat dari pada di tanah berpasir (Atmaja, 2001).
2. Kadar air tanah
Untuk tanaman yang tumbuh di daerah kering, adanya mikoriza arbuscular menguntungkan karena dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan pada kondisi yang kurang air,  adanya mikoriza arbuscular dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas serapan air tanaman inang. Ada beberapa alasan mengapa tanaman bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan diantaranya adalah:
a. Adanya mikoriza resitensi akar terhadap gerakan air menurun sehingga transfer air ke akar meningkat.
b. Tanaman kahat P lebih peka terhadap kekeringan, adanya MA menyebabkan status P tanaman meningkat sehingga menyebabkan daya tahan terhadap kekeringan meningkat pula.
c. Adanya hifa eksternal menyebabkan tanaman ber- MA lebih mampu mendapatkan air daripada yang tidak ber- MA tetapi jika mekanisme ini yang terjadi berarti kandungan logam-logam lebih cepat menurun. Penemuan akhir-akhir ini yang menarik adanya hubungan antara potensial air tanah dan aktifitas mikoriza. Pada tanaman bermikoriza jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi 1gram bobot kering tanaman lebih sedikit daripada tanaman yang tidak bermikoriza.
d. Tanaman mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan karena pemakaian air yang lebih ekonomis.
e. Pengaruh tidak langsung karena adanya miselin eksternal menyebabkan MA efektif didalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga kemampuan tanah menyimpan air meningkat (Atmaja, 2001).
3. pH tanah
Cendawan pada umumnya lebih tahan terhadap perubahan pH tanah. Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies cendawan MA terhadap pH tanah berbeda-beda (Atmaja, 2001).
4. Bahan organic
            Bahan organik merupakan salah satu komponen penyusun tanah yang penting disamping air dan udara. Jumlah spora tampaknya berhubungan erat dengan kandungan bahan organik didalam tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung bahan organik 1-2 persen sedangkan pada tanah-tanah berbahan organic kurang dari 0,5 persen kandungan spora sangat rendah (Pujiyanto, 2001).


5. Cahaya dan ketersediaan hara
Bahwa dalam intensitas cahaya yang tinggi kekahatan sedang nitrogen atau fosfor akan meningkatkan jumlah karbohidrat di dalam akar sehingga membuat tanaman lebih peka terhadap infeksi cendawan mikoriza arbuscular. (Derajat infeksi terbesar terjadi pada tanah-tanah yang mempunyai kesuburan yang rendah. Pertumbuhan perakaran yang sangat aktif jarang terinfeksi oleh mikoriza arbuscular. Jika pertumbuhan dan perkembangan akar menurun infeksi MA meningkat.
Peran mikoriza yang erat dengan peyediaan P bagi tanaman menunjukkan keterikatan khusus antara mikoriza dan status P tanah. Pada wilayah beriklim sedang konsentrasi P tanah yang tinggi menyebabkan menurunnya infeksi mikoriza arbuscular yang mungkin disebabkan konsentrasi P internal yang tinggi dalam jaringan inang (Atmaja, 2001).
6. Logam berat dan unsur lain
Pada percobaan dengan menggunakan tiga jenis tanah dari wilayah iklim sedang didapatkan bahwa pengaruh menguntungkan karena adanya mikoriza arbuscular menurun dengan naiknya kandungan Al dalam tanah. Aluminium diketahui menghambat muncul jika ke dalam larutan tanah ditambahkan kalsium (Ca). Jumlah Ca didalam larutan tanah rupa - rupanya mempengaruhi perkembangan MA. Tanaman yang ditumbuhkan pada tanah yang memiliki derajat infeksi mikoriza arbuscular yang rendah. Hal ini mungkin karena peran Ca2+ dalam memelihara integritas membran sel (Pujiyanto, 2001).
Beberapa spesies mikoriza arbuscular diketahui mampu beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng (Zn), tetapi sebagian besar spesies mikoriza arbuscular  peka terhadap kandungan Zn yang tinggi.
7. Fungisida
Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh cendawan penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh cendawan penyebab penyakit fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana pemakainan fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta kemampuan mikoriza dalam menyerap P (Pujiyanto, 2001).
Fungi mikoriza berperan dalam mempertahankan stabilitas keanekaragaman tumbuhan dengan cara transfer nutrisi dari satu akar tumbuhan ke akar tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur yang disebut Bridge Hypae.
2.2.1 Klasifikasi Mikoriza
Pada dasarnya cendawan mikoriza dapat dikelompokkan berdasarkan struktur morfologi dan anatomi struktur spesifiknya (Brundrett, 2004). Berdasarkan hal tersebut cendawan mikoriza dapat dibagi menjadi 2 yaitu cendawan mikoriza arbuskular (CMA), ektomikoriza (EKM). Dari kedua  jenis tersebut CMA merupakan kelompok cendawan mikoriza yang paling sering diteliti dan dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman. Berdasarkan ciri morfologi dan histologis, akhirnya berhasil diklasifikasikan tujuh jenis yang berbeda satu dengan lainnya. Jenis endomikoriza, khususnya cendawan mikoriza arbuskula (CMA), dan ektomikoriza merupakan jenis yang paling banyak dijumpai sedangkan jenis-jenis mikoriza arbutoid, monotropoid, ektendo, erikoid, dan orkhid dijumpai hanya pada beberapa jenis tanaman saja.     
2.2.2  Manfaat Mikoriza arbuscular
Manfaat CMA dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu untuk tanaman, ekosistem, dan bagi manusia. Bagi tanaman, CMA sangat berguna untuk meningkatkan serapan hara, khususnya unsur fosfat (P), bahwa kecepatan masuknya hara P ke dalam hifa CMA dapat mencapai enam kali lebih cepat pada akar tanaman yang terinfeksi CMA dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi CMA. Manfaat CMA bagi ekosistem. CMA menghasilkan enzim fosfatase yang dapat melepaskan unsur P yang terikat unsur Al dan Fe pada lahan masam dan Ca pada lahan berkapur sehingga P akan tersedia bagi tanaman. CMA juga berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah, yaitu membuat tanah menjadi gembur. CMA melalui akar eksternalnya menghasilkan senyawa glikoprotein glomalin dan asamasam organik yang akan mengikat butir - butir tanah menjadi agregat mikro.  Mikoriza juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat-obatan, terutama jenis ektomikoriza, seperti jamur kuping dan jamur merang. Jenis ini mudah dikenali dan dapat dikonsumsi karena mempunyai batang buah dan mengandung protein yang tinggi, vitamin, fosfat, dan kalsium (Musfal, 2010).
Menurut Puryono (1997) secara umum manfaat mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
a. Adanya mikoriza sangat penting bagi persediaan unsur hara dan pertumbuhan tanaman.
b. Adanya simbiose mikoriza pada akar tanaman akan dapat membantu dalam mengatasi kekurangan unsur hara terutama  fospor (P) yang tersedia dalam tanah. Hal ini disebabkan mikoriza mampu melepaskan ikatan Aluminiumfospat (AlPO4) dan Besifospat (FePO4) pada tanah-tanah yang asam.
c. Mikoriza dapat meningkatkan unsur hara dengan jalan memperkecil jarak
antara akar dengan unsur hara tersebut. Hal ini terjadi melalui pembentukan hifa pada pemukaan akar yang befungsi sebagai perpanjangan akar.
d. Dengan perluasan hypanya, mikoriza akan meningkatkan daya serap dari elemen-elemen yang imobil dalam tanah, misalnya : P, Cu, Zn.
e. Mikoriza dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat struktur agregat tanah.
f. Mikoriza dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan tanaman terutama di daerah yang kondisinya sangat miskin hara, pH rendah, dan kurang air.
g. Simbiosis antar jamur dan akar tanaman dapat melindungi tanaman inangnya terhadap serangan jamur patogen dengan cara mengeluarkan zat antibiotik.
h. M A juga dapat menghasilkan hormon tumbuh auxin, cytokinin, giberelin, yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman inang.





2.3  Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)
Kacang tanah bagi kehidupan manusia sudah dikenal oleh masyarakat hampir seluruh dunia. Kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting dalam menu makanan. Sebagai bahan konsumsi kacang tanah diolah dalam berbagai bentuk makanan seperti kue-kue, cemilan, atau hasil olahan lain.
2.3.1  Morfologi kacang Tanah
1.  Akar
            Kacang tanah berakar tunggung dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus. Akar cabang ini mempunyai bulu akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap hara. Bulu akar ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar permanen. Jika tetap permanen, akar akan berfungsi terus sebagai penyerap hara tanaman dari dalam tanah. Kacang tanah juga memiliki akar serabut dan tumbuh ke bawah sedalam 20 cm. Selain itu juga memiliki akar serabut juga mempunyai akar lateral sepanjang 5-25 cm, pada akar serabut dan lateral terdapat bulu akar. Fungsi bulu akar untuk menghisap air dan unsur hara.  
2.      Batang
            Batang tanaman kacang tanah berbentuk perdu yang tingginya 30-50 cm. Dilihat dari tipe pertumbuhan batangnya, dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Tipe tegak berumur lebih genjah (100-120 hari) dan kematangan polongnya seragam. Tipe menjalar berumur panjang (150-180) dan kematangan polongnya tidak seragam.

3.    Daun
            Daun kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas menerima cahaya matahari sebanyak banyaknya. Daun kacang tanah mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan dan dimulai dari bagian bawah. Selain berhubungan dengan umur, gugur daun kadang ada hubungannya dengan faktor penyakit.
            Percabangan kacang tanah tipe tegak umunya lurus atau sedikit miring ke atas. Petani lebih menyukai tipe tegak sebab umur panennya pendek, 100 – 120 hari. Selain itu, buahnya hanya beruas – ruas pada pangkal utama dan cabangnya, tiap polong berrbiji antara 2- 4 butir sehingga masaknya biasa bersamaan.
4.    Bunga
            Kacang tanah mulai berbunga kira kira pada umur 4-5 minggu. Bunga keluar pada ketiak daun, Mahkota bunga berwarna kuning. Bendera dari mahkota bunganya bergaris – garis merah pada pangkalnya, umur bunganya hanya satu hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore har . Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiri dan bersifat geotropis positif. Penyerbukan terjadi sebelum bunganya mekar. sepanjang malam tabung kelopak tumbuh memanjang sampai mencapai panjang maksimum yakni 7 cm. Beberapa jam setelah penyebukan barulah terjadi pembuahan.
5.  Buah
            Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang inilah yang disebut ginofora yang menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula - mula ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas. Setelah tumbuh. Ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk ke dalam tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong.
2.3.2. Syarat Tumbuh Kacang Tanah
            Kacang tanah dapat tumbuh dan menghasilkan produktifitas dengan baik apa bila syarat tumbuhnya baik seperti halnya dengan suhu. Suhu merupakan suatu syarat tumbuh tanaman kacang tanah. Diperlukan iklim yang lembab, ditempat yang teduh batang tumbuh memanjang, pucat dan tidak membentuk polong, jadi penyinaran sinar matahari sangat membantu dalam pertumbuhan kacang tanah.
                Kacang tanah dapat tumbuh diberbagai macam tanah yang penting tanah itu dapat menyerap air dengan baik dan mengalirkannya kembali dengan lancar. Kacang tanah masih dapat tumbuh asalkan pengolahan tanah dilakukan dengan sempurna, tetapi waktu panen  harus  berhati-hati, jangan sampai banyak polong yang ketinggalan dalam tanah.
            Kacang tanah tumbuh dengan baik jika  cukup mengandung unsure hara ( Ca, N, P dan K ). Kacang tanah dapat tumbuh baik asalkan struktur dan drainase tanahnya baik. Tanah yang airnya sukar meresap, perlu dibuat saluran drainase untuk menuntaskan kondisi air yang menggenang pada lapisan tanah atas.



2.3.3  Analisis  Status Hara pada Tanaman Kacang Tanah
Adapun  analisis status hara tanaman kacang tanah dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.
Element
Rendah
Cukup
            Tinggi
%
N
P
K
Ca
Mg
S
<3.50
0.18 – 0.24
0.5 – 1.6
<1.25
<3.30
<0.20
3.50 -4.50
0.25 – 0.50
1.70 – 3.00
1.25 – 2.00
0.30 – 0.80
0.20 – 0.35
>4.50
>0.50
>3.00
>2.00
>0.80
>0.35

Tabel.1 Status hara tanaman kacang tanah sebelum pembungaan
Sumber: (Plant Analisis  Jr, Jones, Benton, 1991)
Element
Rendah
Cukup
            Tinggi
%
N
P
K
Ca
Mg
S
<3.50
<0.20
<1,70
<1.25
<0.30
<0.20
3.50 – 4.50
0.20 – 0.35
1.70 – 3.00
1.25 – 1,75
0.30 – 0.80
0.20 – 0.30
>4.50  
>0.35
>3.00
 >1.75 
>0.80
>0.30

Tabel. 2   Status hara tanaman kacang tanah awal pembungaan
Sumber: (Plant Analisis  Jr, Jones, Benton, 1991)

2.3.4 Fase Pertumbuhan Kacang Tanah
            Pertumbuhan tanaman kacang tanah merupakan suatu hasil dari metabolisme sel-sel yang hidup. Pertumbuhan dapat dilihat dari arah letak pertumbuhannya.  Akar akan menuju kebawah di dalam tanah, sedangkan pucuk tumbuh ke atas dari permukaan tanah. Pertumbuhan bagian atas yang semakin membesar seperti bertambahnya indeks luas daun, dan bertambahnya kehilangan air karena transpirasi akan diimbangi dengan pertambahan sistem perakaran. Sya’bani (2011) menyatakan bahwa penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku pada batang utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong masak, serta buku-buku pada batang utama yang mempunyai daun yang telah berkembang penuh.Pertumbuhan kacang tanah terdiri dari fase vegetatif dan fase generatif.
2.3.4.1   Fase Vegetatif
            Menurut Zahro (2007) menyatakan bahwa fase vegetatif pada tanaman kacang tanah dimulai sejak perkecambahan hingga awal pembungaan, yang berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanam, dan selebihnya adalah fase reproduktif.
2.3.4.2   Fase Generatif
            Menurut Zahro (2007) menyatakan bahwa tanaman kacang tanah mulai berbunga pada umur ± 20 hari, dan berlanjut hingga umur ± 75 hari. Bunga yang berhasil menjadi polong hanya bunga yang terbentuk pada tanaman berumur sekitar 30 hari. Pembungaan dipengaruhi oleh suhu udara.  Bunga kacang tanah cepat layu karena pada saat bunga sudah terjadi penyerbukan yang umumya terjadi sebelum matahari terbit. Kurang lebih 10% bunga yamg berhasil menjadi polong, polong muda menyerap unsur hara dari tanah terutama unsur Ca.
            Kematangan biji dalam satu batang tidak seragam tergantung waktu masuknya ginofor kedalam tanah. Tanaman polongnya dianggap lebih tua bila 75% polong sudah memiliki biji yang matang yang dicirikan dengan kulit polong yang berwarna coklat tua dan terdapat bintik-bintik hitam pada bagian dalam kulit dan biji sudah mengisi penuh. Sya’bani (2011) dalam Boote (1982)  membagi fase reproduktif kacang tanah menjadi delapan stadia, yaitu mulai berbunga pada 27-37 hari setelah tanam (hst), pembentukan ginofor pada 32-36 hst, pembentukan polong pada 40- 45 hst, polong penuh/maksimum pada 44-52 hst, pembentukan biji pada 52-57 hst, biji penuh pada 60-68 hst, biji mulai masak pada 68- 75 hst, dan masak panen pada 80-100 hst.

2.4. Media Tumbuh Sedimen Danau Limboto
       Sedimen adalah hasil proses erosi baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya (Asdak, 2010). Sedimen umumnya mengendap di bagian bawah bukit di daerah genangan banjir disaluran air, sungai dan waduk . Endapan bahan-bahan organik dan anorganik yang tersuspensi ke dalam air dan diangkat oleh air sehingga terjadi pengendapan pada suatu tempat, dimana air tidak lagi sanggup membawa partikel tersuspensi .
       Endapan danau yang dibagi menjadi dua lingkungan yakni tepi danau dan dasar danau yang dapat menghasilkan sedimen. Sedimen ini sendiri dapat membantu pertumbuhan tanaman yang hidup di dalam dan di sekitar Danau maupun tanaman yang sedang dibudidayakan .  
Menurut hasil analisis , bahwa sedimen yang terdapat di pinggiran danau, mengandung debu yang paling tinggi di bandingkan liat dan pasir. Sedangkan untuk pH 7,10 dan kadar air 3,53 %. Untuk C – Organik sedimen pada pinggiran danau lebih sedikit di bandingkan dengan C – Organik yang ada di tengah-tengah danau.
2.4.1 Unsur Hara  Dalam Sedimen Danau Limboto
Unsur N, P, dan K yang terkandung dalam sedimen diduga melalui kandungan N, P, dan K pada lapisan tanah atas (top soil) dengan total sedimen yang terbawa masuk dan terangkut keluar. Cara ini dilakukan karena sedimen yang terkumpul dari contoh larutan sedimen maupun dari air irigasi tidak mencukupi untuk keperluan analisis di laboratorium.  Menyatakan jumlah unsur hara yang terangkut oleh erosi adalah hasil perkalian antara tanah yang hilang dengan konsentrasi hara pada tanah tersebut, namun demikian dapat juga diduga melalui tanah yang hilang dengan kandungan hara pada lapisan top soil.

2.5 Hasil – Hasil Penelitian Pemanfaatan Mikoriza Arbuscular pada Tanaman
Pada tanaman kedelai terlihat pada perlakuan MA dan tanpa pemberian herbisida memperlihatkan rata- rata tinggi tanaman kedelai tertinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasrkan penelitian (Medayanti,1999)  rata – rata tinggi tanaman kedelai yang inokulasi MA lebih tinggi 58% bila dibandingkan dengan tanpa inokulasi MA yaitu 42,4%.
 Hasil penelitian inokulasi CMA pada bibit jati pada umur 3 bulan setelah inokulasi menghasilkan peningkatan rata-rata parameter pertumbuhan sebagai berikut : pertambahan tinggi 1,7 cm atau meningkat sebesar 26,56 % terhadap kontrol (tanpa inokulasi), diameter sebesar 0,1 mm atau meningkat sebesar 33,33 % terhadap kontrol, berat kering total 0,22 g ataumeningkat sebesar 48,49 % terhadap kontrol, dan nilai NPA terbaik sebesar 0,05 g atau meningkat 20 % terhadap kontrol (Uyun, 2006)
Hasil penelitian tentang pemberian  mikoriza arbuscular  pada tanaman jagung yang ditumbuhkan pada media sedimen Danau Limboto. Pada dasarnya dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, khususnya pada penambahan mikoriza arbuscular  sebanyak 7,5 gr di bandingkan konsentrasi yang lain. Pertumbuhan tanaman jagung yang paling baik di capai sampai umur 30 – 40 hst. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampai umur 30 – 40 hst kemungkinan terjadi asosiasi antara akar dan MA. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian (Fujiawati, 2012) sistem bahwa peningkatan laju tumbuh tanaman yang lebih tinggi pada pemberian dosis 7,5 gr, hal tersebut terjadi karena konsentrasi mikoriza arbuscular  berpengaruh terhadap kemampuan asosiasi akar dan mikoriza arbuscular.

2. 7 Hipotesis
        Dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :  Terdapat pengaruh pemberian  mikoriza arbuscular  terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea  L.) pada  media tumbuh sedimen Danau Limboto.
 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian di laksanakan selama ± 3 bulan (Mei – Juli). Penelitian dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Universitas Negeri Gorontalo.
3.2. Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tanaman kacang tanah yang menjadi sampel penelitian.
3.3. Variabel Yang Diamati
 Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1.   Variabel bebas (X)   : Mikoriza Arbuscular (G.manihotis )(Balit Biogen Bogor).
2.   Variabel terikat (Y) : Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah
3.4. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 4 kali ulangan.
Kelompok A        :Tanpa menggunakan inokulum mikoriza arbuscular
(sebagai kontrol)
Kelompok K     : Inokulum mikoriza arbuscular sebanyak 3,75 gram/LT
Kelompok L    : Inokulum mikoriza arbuscular sebanyak 7,5 gram/LT
Kelompok M   : Inokulum mikoriza arbuscular sebanyak 11,25  gram/LT
3.5.  Lay Out Penelitian
I
II
III
IV
A
B
C
D
B
A
D
C
C
B
C
D
D
C
B
A

Keterangan
I,II,III,IV = Ulangan
Perlakuan A : Tanpa menggunakan inokulum mikoriza arbuscular (sebagai kontrol)
Perlakuan B  : Inokulum mikoriza arbuscular sebanyak 3,75 gram/LT
Perlakuan C : Inokulum mikoriza arbuscular sebanyak 7,5 gram/LT
Perlakuan D : Inokulum mikoriza arbuscular sebanyak 11,25  gram/LT
3.6  Teknik Penelitian
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sehubungan dengan penelitian ini yaitu mengamati langsung objek yang diteliti yaitu pertumbuhan  pertumbuhan tanaman kacang tanah .



3.7  Menyiapkan Alat Dan Bahan
3.7.1 Persiapan
Tahap awal yang dilakukakan dalam penelitian ini adalah persiapan, meliputi penyediaan alat dan bahan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Timbangan, Polibag, Sekop, Kamera, Mistar, Alat tulis menulis, Oven.
Bahan – bahan yang diperlukan adalah  Biji kacang tanah varietas binson, mikoriza arbuscular, sedimen Danau Limboto, air.
3.7.2        Persiapan Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu menyiapkan sedimen yang akan digunakan sebagai media tanam. Langkah awal adalah memilih tempat untuk pengambilan sedimen didanau sebelum sedimen tersebut dimasukkan ke dalam polibag, setelah pengambilan sedimen dibuka dari karung dan diangin – aginkan di udara. Sedimen ditimbang sebanyak 2 kg. Selanjutnya dimasukkan ke dalam polibag. Setelah itu menyiapkan benih yang akan digunakan. Menimbang  mikoriza arbuscular  masing – masing 3,75 gr, 7,5 gr, dan 11,25 gr, dimasukkan ke dalam plastik yang diberi label.
Setiap polibag diisi dengan 3 kg sedimen pada masing – masing polibag dibuat lubang sedalam 3 – 5 cm. Tiap polibag ditanam 2 - 3 butir benih kacang tanah, sebelum kacang tanah  ditanam yang terlebih dahulu diletakkan mikoriza arbuscular.(Balit Biogen Bogor).
 Pemeliharaan kacang tanah  harus diawasi secara intensif, apabila ada kerusakan dapat segera diatasi. Penyiraman dapat dilakukan setiap tiga hari sekali, dan melakukan pengamatan pada 14 hst, 28 hst, 42 hst, 75 hst. Dan untuk pengamatan masa generatif  pada  hst sampai  hst .

3.8 Parameter Yang Diamati
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang akan menjadi parameter yang akan diamati pada  pertumbuhan tanaman kacang tanah yaitu;
a.       Fase Pertumbuhan Vegetatif
             Parameter yang akan diamati pada fase pertumbuhan vegetatif yaitu:
1.      Tinggi tanaman kacang tanah (cm)
2.      Jumlah  helai daun (Helai)
3.      Berat kering akar dan pupus  (gr)
b.      Fase Pertumbuhan Generatif
              Parameter yang akan diamati pada fase pertumbuhan vegetatif yaitu:
1.      Jumlah polong  perbiji tanaman (buah).
2.      Jumlah polong keseluruhan tanaman (buah).
3.      Berat keseluruhan polong tanaman (gr)





Tanpa menggunakan inokulum mikoriza arbuscular (sebagai kontrol)
3.9 Bagan Konseptual

Inokulum mikoriza arbuscular
Sebanyak 3,75 grm/LT

Pertumbuhan vegetatif (jumlah helaian daun, Tinggi tanaman , berat kering  tanaman) dan pertumbuhan generatif (jumlah polong perbiji, jumlah polong keseluruhan, berat polong keseluruhan)
 


Sedimen
(Mengandung unsur hara)
                                           
Inokulum mikoriza arbuscular 11,25 grm/L

T
Inokulum mikoriza arbuscular 7,5 grm/LT
 








          Tabel 3. Bagan konseptual
3.10  Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan Uji F ANAVA untuk melihat pengaruh mikoriza arbuscular terhadap pertumbuhan  tanaman kacang tanah dan apabila terdapat pengaruh  maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT)